Akhlaq Dulu Apa Jilbab Dulu ? ^_^



"Katakan lah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, k...ecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS. An-Nur: 31)

Terinspirasi dari sebuah tulisan Ust. Abu Yahya (salah seorang pembicara Kajian Aqidah MQ FM), yang berjudul "Mana yang Lebih Dulu? Akhlaq Dulu Apa Kerudung Dulu? Khusyu' Dulu Apa Sholat Dulu?" juga kajian oleh Ust. Tsalits Daarut Tauhid beberapa tahun yang lalu..


Sering kita mendengar kilah sebagian orang , "Ah, saya mah belum siap berjilbab, mau memperbaiki akhlaq dulu". Atau ada yang mengatakan, "Saya belum bisa khusyu'/tenang jadi sholat juga percuma, ntar klo udah bisa khusyu'/tenang baru saya akan sholat". Benarkah kata-kata itu diperkenankan?


Tau nggak sih? Bahwa sesungguhnya memakai jilbab (bagi perempuan), shalat, dan puasa (ramdhan) itu merupakan basic (dasar) bagi seorang Muslim. Logikanya, jika dasarnya (shalat, puasa, jilbab bagi muslimah) saja tidak benar..bagaimana dengan amalan lainnya.


Dalam Islam pembelajaran menjadi baik dimulai dari aspek lahir lalu meningkat ke penghayatan bathin. Dan baru dari penghayatan bathin yang lebih lanjut ini lah yang akan membawa kita semakin baik dari waktu ke waktu (insyaAllah).


Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah BERIMAN". Katakan lah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakan lah "kami telah TUNDUK (Islam)", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. 49:14)


Dari ayat tersebut menerangkan bahwa sebelum iman itu masuk ke dalam hati orang-orang Arab tersebut, mereka telah mengakui Islam terlebih dahulu sebagai aspek lahiriyah. Dengan pernyataan itu pun darah mereka menjadi terpelihara (haram untuk dibunuh).


So, Kalau lahirnya saja sudah menyimpang (baik ucapan, perbuatan, ataupun tulisan), maka tidak ada artinya berkilah dengan, "yang penting kan hatinya". Justru dengan shalat hati kita akan menjadi tenang, dengan shalat kita akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, dengan menggunakan jilbab kehormatan kita menjadi lebih terjaga, dan dengan berpuasa akhlaq kita dapat lebih terpelihara. So, perkataan-perkataan seperti yang demikian tadi seharusnya tidak diperkenankan. Dan mari kita perbaiki ucapan dan penampilan lahir kita, insyaAllah Dia akan membimbing kita dan mengampuni kesalahan-kesalahan kita. Aamiin.


"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwa lah kamu kepada Allah dan katakan lah perkataan yang benar.(niscaya) Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar" (QS. 33:70-71)


Tapi..sekarang masalahnya..ternyata melakukan perubahan itu nggak mudah. Ya nggak? Khususnya dalam menggunakan jilbab bagi para muslimah. Soalnya, banyak sekali faktor X yang seringkali menghambat kita bahkan menghapus niatan baik kita itu seketika.


Tapi ternyata kita nggak sendirian.. Para akhwat (muslimah) yang sekarang sudah bisa menggunakan jilbab lebarnya pun ternyata perjalanannya tidak semulus yang sahabat kira..Semua itu dibutuhkan perjuangan yang luar biasa.
Satu hal yang saya ingat dari ucapan seorang ustad adalah "ketika Allah ingin menguji seberapa besar niat/kesungguhan di dalam hati seseorang, maka Ia senantiasa akan membenturkan kita pada kondisi yang bertolak belakang dengan niat kita itu". Misal: ketika kita memutuskan untuk membiasakan diri dengan menggunakan rok, ada saja teman-teman bahkan keluarga sekali pun yang mengejek kita, bahkan parahnya ada juga yang justru melarang. Atau tiba-tiba saja aktivitas kita saat itu seolah-olah mengharuskan kita untuk banyak menggunakan celana. Padahal sebenarnya, jika kita menggunakan rok pun aktivitas-aktivitas itu masih tetap dapat kita lakukan (ex: outbound, hiking, lari pagi, backpaker, dll). Nah! Begitu juga halnya jika sahabat yang belum mengenakan jilbab saat ini tiba-tiba saja memutuskan untuk mengenakan jilbab.



0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
BLOG PROFESIONAL IPMAKA 11 GARUT | Pengelola Redaksi Dwi Nurhayati | DESAIN BLOG KANG PENDI | TEMPLATE ORIGINAL KENDHIN x-template.blogspot.com